Rabu, 02 Agustus 2017

WAJO EXPO 2017 DI KAWASAN WISATA RUMAH ADAT SENGKANG ATAKKAE




Ada pemandangan yang tak biasa di Kawasan Wisata Rumah Adat Sengkang, Atakkae. Pasalnya, dari tanggal 2 Agustus hingga 10 Agustus 2017 diadakan Wajo Expo 2017 atau Pameran Kabupaten Wajo 2017 dalam rangka menyambut HUT RI yang ke-72 tahun.

Acara ini diikuti oleh beberapa peserta antara lain OPD di Kabupaten Wajo, Seluruh Kecamatan di Kabupaten Wajo dan beberapa pengusaha

Sementara itu, terkhusus untuk seluruh kecamatan di Kabupaten Wajo diberikan tema Kuliner. Maka dengan tema tersebut, setiap kecamatan menghadirkan kreasi berbagai penganan khas bugis untuk ditampilkan. 

Tak ketinggalan pula, Desa Nepo turut mendapatkan tugas menjaga stand Kecamatan Tanasitolo bersama dengan Desa Mario pada hari Rabu, 2 Agustus 2017.

Adapun kuliner yang disiapkan oleh oleh Desa Nepo yakni Onde-Onde dan Bolu Peca. Sementara Desa Mario membawa kue Jompo-Jompo dan Dadara (dadar).
Selain kue-kue tadi, turut ditampilkan pula berbagai kue lainnya yang dikemas sedemikian rupa sehingga terlihat cantik dan menarik. berbeda dari 4 jenis kue basah yang dibawa oleh dua Desa tadi, kue yang dikemas ini memiliki tujuan komersil yakni untuk dijual kepada para pengunjung yang datang. 

Selama pameran berlangsung, 15 Desa dan 4 Kelurahan di Kecamatan Tanasitolo secara bergantian di daulat untuk menjaga Stand.

     

Selasa, 01 Agustus 2017

SOSIALISASI PEMANTAUAN JENTIK DAN TATA CARA PEMAKAIAN ABATE



Ketika mendengar atau membaca kata jentik atau abate, pemikiran kita hampir pasti akan tertuju pada seekor serangga penghisap darah bernama nyamuk. Nyamuk sendiri adalah hewan yang tergolong ke dalam jenis serangga yang berbahaya.

Nyamuk datang membawa bibit penyakit yang dapat ditularkan kepada manusia. Dan salah satu jenis nyamuk yang paling berbahaya adalah nyamuk Aedes Aegypti atau yang lebih akrab dikenal dengan nyamuk demam berdarah.


Aedes Aegypti menularkan demam berdarah pada manusia melalui alat penghisap yang sudah terinfeksi virus. Virus tersebut kemudian masuk ke dalam tubuh calon penderita melalui darah. Jika infeksi tersebut tidak segera ditangani dengan cepat dan tepat, tentu akan berakibat fatal, bahkan dapat mengancam keselamatan jiwa.


Maka mengingat betapa berbahayanya penyakit demam berdarah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wajo, Dr. H. Baso Rahmanuddin, M, M.Kes melalui Puskesmas di seluruh wilayah Kabupaten Wajo telah mengamanatkan agar kiranya di Kabupaten Wajo jangan ada lagi kasus demam berdarah. 

Dan demi tercapainya cita-cita tersebut, tentu upaya dari tenaga kesehatan semata tak akan cukup, melainkan butuh partisipasi aktif masyarakat, dalam hal ini Kader Jumantik sebagai perpanjangan tangan dari petugas Puskesmas.


Sebagai tindak lanjut, juga sebagai bentuk dukungan dan komitmen dalam mencegah DBD, Pemerintah Desa Nepo dengan cepat dan sigap melaksanakan Sosialisasi Pemantauan Jentik dan Tata Cara Pemakaian Abate. Tak hanya itu, pemerintah desa pun telah mengangkat delapan kader jumantik (juru pemantau jentik) yang akan bertugas memantau jentik di setiap rumah tangga di wilayah Desa Nepo.


Sosialisasi tersebut dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 1 Agustus 2017 di aula kantor Desa Nepo. Peserta sosialisasi adalah warga Desa Nepo yang terdiri dari para kader posyandu, anggota karang taruna, ibu-ibu rumah tangga dan staf desa yang semuanya berjumlah 30 orang. Dan ditambah beberapa orang petugas Puskesmas Tanasitolo.


Acara dibuka dengan sambutan dari Kepala Desa Nepo, Ambo Enre Ontong. Beliau sangat mendukung terlaksananya program tersebut. Dijelaskan pula bahwa program pencegahan DBD merupakan salah satu program peningkatan dan layanan kesehatan dasar  yang termasuk  dalam bidang Pemberdayaan Masyarakat dan di danai oleh Dana Desa.


Acara kemudian dilanjutkan dengan penjelasan tentang segala hal yang berhubungan dengan demam berdarah oleh perwakilan dari Puskesmas Tanasitolo, Muh. Bakri. Di dalam sesi ini, para peserta mendapatkan banyak sekali informasi dan pengetahuan yang sangat bermanfaat.


Selepas sesi tanya jawab oleh Bapak Muh. Bakri, acara dilanjutkan dengan sambutan oleh perwakilan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Wajo sekaligus penyerahan ransel yang berisi seperangkat peralatan pemantau jentik secara simbolis. 

Tak lupa pula, pemerintah desa membagikan bubuk abate kepada masing-masing tamu undangan. Hal ini merupakan wujud keseriusan pemerintah desa dalam mencegah dan memberantas jentik nyamuk dan/atau nyamuk demam berdarah.

Dengan terlaksananya sosialisasi ini, tentunya pemerintah desa mengharapkan agar kiranya Desa Nepo dapat mendapatkan status Zero DBD atau nol kasus DBD pada khususnya dan Kabupaten Wajo pada umumnya.  






LOMBA POSYANDU LANSIA TINGKAT PROVINSI, NEPO MERAIH JUARA PERTAMA

Lansia sebagai penduduk dengan tingkat kemampuan fisik dan mental yang sudah berkurang atau tak lagi kokoh perlu mendapatkan perhatian l...